Ajaib, Tsunami Aceh Tercatat di Al quran
Selasa, 01 November 2016
Jumat, 22 Juli 2016
ABUYA DJAMALUDDIN WALY AL-KHALIDY WAFAT
MUHAMMAD IKRAM AL-MUBARAK
07.39
0
Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un Abuya
Djamaluddin Waly Berpulang ke Rahmatullah
![Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiA9UWCzXzdVOKF8V85NfW1lrNW0NDoACR6belSuirlS_QFckPQirEsIeUgXryni2JVKVY-GxN1eYVuorDP7bUJtlrwzyqDZk3DEsUlZI4ykr8kofktymb-ijrFjSvV-99YXaAZ9eLU-sWD/s320/sdfwq.PNG](file:///C:\Users\Acer\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.png)
BUMI SERAMBI MEKKAH KEMBALI GELAP GULITA
Telah berpulang kerahmatullah Ulama Kharismatik Aceh Darussalam guru rohani dan orang tua kita bersama dan Ulama besar Ahlussunnah Wal Jamaah yakni "ABUYA DJAMALUDDIN WALY" pada Kamis, 21/07/2016 di Rumah Sakit Korea Aceh Barat Daya (Abdya) sekira pkl 23:24 WIB tadi (MALAM JUM'AT).
Sebelumnya Ulama besar Aceh Darussalam Mursyid Tarikat Syathariyah wa khulutiyah Aceh Darussalam yakni Abon Seulimuem berpulang kerahmatullah pada Kamis, 21/07/2016 pukul 07:00 WIB pagi tadi.
Abuya Djamaluddin Waly anak dari pada Syaikhul Islam Abuya Muda Waly Al Khalidy merupakan pimpinan Dayah Darussalam Alwaliyyah labuhan haji barat aceh selatan, pimpinan majlis zikir alwaliyyah dan mursyid thariqat naqsyabandiyah. Semoga Allah swt menepatkan keduanya bersama para Ambiya, Syuhada dan Shalihin. Amiin
PUISI UNTUK ABON SEULIMEUM
MUHAMMAD IKRAM AL-MUBARAK
07.31
0
ABON NEURIWANG
Oleh :Ana Al Muna
INNALILLAHI WA INNA ILAIHI RAJI'UN.
Langet tan mendung ujeun pih datang.
Sang reuloeh badan wate tarasa.
Di dalam nanggoe asoe sang leukang.
Cobaan tuhan atjeh lam duka.
Nibak uroe nyoe tanyoe hai rakan.
Ka kehilangan sidroe ulama.
Abon seulimuem geukheun gelaran.
Ka neucok pulang le yang kuasa.
Wahe ya rabbi neubri ya tuhan.
Keu abon sayang teumpat syuruga.
Neubri lam
kubu keu abon beutrang.
Wahe ya rahman neu ampon dausa.
Beu tabah hate wahe e rakan.
Ka kheundak tuhan abu neugisa.
Lam tiep-tiep watee lakee bak tuhan.
Keu abon sayang ta kirem do'a.
Ngon hate tabah pasrah bak tuhan.
Dak neucok pulang sidroe ulama.
Neubri geunantoe lam bumoe sayang.
Beuneupeu datang la-en ulama.
Angen di la-ot jipoet geulumbang.
'Oh supot malam leupie lam dada.
Ka lewat panton lon peutroen peusan.
Do'a bak rakan yang kamoe pinta.
Oleh :Ana Al Muna
INNALILLAHI WA INNA ILAIHI RAJI'UN.
Langet tan mendung ujeun pih datang.
Sang reuloeh badan wate tarasa.
Di dalam nanggoe asoe sang leukang.
Cobaan tuhan atjeh lam duka.
Nibak uroe nyoe tanyoe hai rakan.
Ka kehilangan sidroe ulama.
Abon seulimuem geukheun gelaran.
Ka neucok pulang le yang kuasa.
Wahe ya rabbi neubri ya tuhan.
Keu abon sayang teumpat syuruga.
Neubri lam
kubu keu abon beutrang.
Wahe ya rahman neu ampon dausa.
Beu tabah hate wahe e rakan.
Ka kheundak tuhan abu neugisa.
Lam tiep-tiep watee lakee bak tuhan.
Keu abon sayang ta kirem do'a.
Ngon hate tabah pasrah bak tuhan.
Dak neucok pulang sidroe ulama.
Neubri geunantoe lam bumoe sayang.
Beuneupeu datang la-en ulama.
Angen di la-ot jipoet geulumbang.
'Oh supot malam leupie lam dada.
Ka lewat panton lon peutroen peusan.
Do'a bak rakan yang kamoe pinta.
Rabu, 15 Juni 2016
SEJARAH RINGKAS NABI MUHAMMAD SAW (Tgk. Abang)
MUHAMMAD IKRAM AL-MUBARAK
19.51
0
Ringkasan Sejarah Nabi Muhammad Saw dari Lahir Hingga Wafat
JUNI 16, 2016 |
Satu-satunya
rasul Allah yang diutus untuk semua ras dan golongan adalah nabi Muhammad saw.
Karena itu ajarannya sangat universal; tidak hanya tentang ibadah dan
keakhiratan, namun juga urusan-urusan duniawi yang mencakup semua sisi
kehidupan manusia, mulai dari masalah makan hingga urusan kenegaraan. Namun
demikian, masih banyak orang yang buta terhadap pribadi dan kehidupan beliau.
Akibatnya, mereka terhalang untuk melihat dan merasakan kebenaran yang
dibawanya.
Kelahiran Muhamad SAW
Nabi
Muhammad saw lahir di Makkah pada hari Senin tanggal 12 Rabi’ul Awwal tahun
Gajah dalam keadaan yatim.
Penamaan
tahun Gajah berkaitan dengan peristiwa pasukan Gajah yang dipimpin oleh
Abrahah, Gubernur Yaman yang ingin menghancurkan Ka’bah. Namun sebelum sampai
ke kota Makkah, mereka diserang oleh pasukan burung yang membawa batu-batu
kerikil panas (lihat QS Al-Fil: 1-5).
Kelahiran
Nabi Muhammad Saw bertepatan dengan tanggal 20 April 571 Masehi
Sekitar
tahun 570 M, Mekkah adalah sebuah kota yang sangat penting dan terkenal di
antara kota-kota di negeri Arab, baik karena tradisinya ataupun karena
letaknya. Kota ini dilalui jalur perdagangan yang ramai menghubungkan Yaman di
Selatan dan Syiria di Utara. Dengan adanya Ka’bah di tengah kota, Mekkah
menjadi pusat keagamaan Arab. Di dalamnya terdapat 360 berhala, mengelilingi
berhala utama, Hubal. Mekkah kelihatan makmur dan kuat. Agama
dan masyarakat Arab pada masa itu mencerminkan realitas kesukuan masyarakat
jazirah Arab dengan luas satu juta mil persegi.
Nabi
Muhammad dilahirkan dalam keluarga bani Hasyim di Mekah pada hari senin,
tanggal 9 Rabi’ul Awwal, pada permulaan tahun dari Peristiwa Gajah.
Maka tahun itu dikenal dengan Tahun Gajah. Dinamakan demikian karena pada tahun
itu pasukan Abrahah, gubernur kerajaan Habsyi (Ethiopia), dengan menunggang
gajah menyerang Kota Mekah untuk menghancurkan Ka’bah. Bertepatan dengan
tanggal 20 atau 22 bulan April tahun 571 M. Ini berdasarkan penelitian ulama
terkenal, Muhammad Sulaiman Al-manshurfury dan peneliti astronomi, Mahmud
Pasha.
Nabi
Muhammad adalah anggota bani Hasyim, suatu kabilah yang kurang berkuasa dalam
suku Quraisy. Kabilah ini memegang jabatan siqayah. Nabi
Muhammad lahir dari keluarga terhormat yang relatif miskin. Ayahnya bernama
Abdullah anak Abdul Muthalib, seorang kepala suku Quraisy yang besar pengaruhnya.
Ibunya adalah Aminah binti Wahab dari bani Zuhrah. Muhammad SAW. Nabi terakhir
ini dilahirkan dalam keadaan yatim karena ayahnya meninggal dunia tiga bulan
setelah dia menikahi Aminah.
Ramalan
tentang kedatangan atau kelahiran Nabi Muhammad dapat ditemukan dalam
kitab-kitab suci terdahulu. Al-Qur’an dengan tegas menyatakan bahwa kelahiran
Nabi Muhammad SAW telah diramalkan oleh setiap dan semua nabi terdahulu, yang
melalui mereka perjanjian telah dibuat dengan umat mereka masing-masing bahwa mereka
harus menerima atas kerasulan Muhammad SAW nanti.
Seperti dalam Qs. Ali ‘Imran ayat 81
“Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi:
“Sungguh, apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa Kitab dan hikmah Kemudian
datang kepadamu seorang Rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya
kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya”. Allah berfirman:
“Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu?”
mereka menjawab: “Kami mengakui”. Allah berfirman: “Kalau begitu saksikanlah
(hai para Nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama kamu.
- Masa
Menyusui
Nabi
Muhammad saw pertama kalinya disusui oleh ibunya Aminah dan Tsuwaibatul
Aslamiyah. Namun itu hanya beberapa hari. Selanjutnya beliau disusui oleh
Halimah As-Sa’diyah di perkampungan bani Sa’ad.
Nabi
Muhammad saw tinggal bersama keluarga Halimah selama kurang lebih empat tahun.
Di akhir masa pengasuhan keluarga Halimah ini terjadi pembedahan nabi Muhammad
saw.
Masa Kanak-kanak Rasullullah
Tidak
lama setelah kelahirannya, bayi Muhammad SAW diserahkan kepada Tsuwaibah, budak
perempuan pamannya, Abu Lahab, yang pernah menyusui Hamzah. Meskipun diasuh
olehnya hanya beberapa hari, nabi tetap menyimpan rasa kekeluargaan yang
mendalam dan selalu menghormatinya. Nabi SAW selanjutnya dipercayakan kepada
Halimah, seorang wanita badui dari Suku Bani Sa’ad. Bayi tersebut diasuhnya
dengan hati-hati dan penuh kasih sayang, dan tumbuh menjadi anak yang sehat dan
kekar. Pada usia lima tahun, nabi dikembalikan Halimah kepada tanggungjawab
ibunya.
Sejumlah
hadis menceritakan bahwa kehidupan Halimah dan keluarganya banyak dianugrahi
nasib baik terus-menerus ketika Muhammad SAW kecil hidup dibawah asuhannya.
Halimah menyayangi baginda rasul seperti menyayangi anak sendiri, penuh kasih
sayang dan cinta, namun karena banyak kejadian yang luar biasa sehingga takut
akan terjadi hal-hal yang tidak baik sehingga dikembalikanlah Rasul SAW Kepada
keluarga beliau.
Muhammad
SAW kira-kira berusia enam tahun, dimana tatkala asik bermain-main dengan
teman-teman beliau, teman-teman beliau gembira saat ayah-ayah mereka pulang,
namun Rasulullah pulang dengan tangisan menemui ibunda beliau, seraya berkata
wahai ibunda mana ayah? ibunda beliau terharu tampa jawaban yang pasti, sehingga
dalam ketidakmampuan atas jawaban tersebut, hingga suatu ketika ibunda beliau
mengajak baginda Nabi SAW pergi kekota tempat ayah beliau dimakamkan.
Sekembalinya
dari pencarian Makam suami tercinta ibu Rasul tercinta jatuh sakit dan
meninggal dalam perjalanan pulang, dengan duka cita yang mendalam dan pulang
bersama seorang pembantu nabi.
Sekembalinya
pulang sebagai anak yatim piatu maka beliau diasuh oleh kakeknya, Abdul
muthalib. Namun dua tahun kemudian, kakeknyapun yang berumur 82 tahun, juga
meninggal dunia. Maka pada usia delapan tahun itu, nabi ada di bawah tanggung
jawab pamannya abi thalib.
PadaUsia
8 tahun, seperti kebanyakan anak muda seumurannya, nabi memelihara kambing di
mekkah dan mengembalakan di bukit dan lembah sekitarnya. Pekerjaan pengembala
sekawanan domba ini cocok bagi perangai orang yang bijaksana dan perenung
seperti Muhammad SAW muda, ketika beliau memperhatikan segerombolan domba,
perhatiannya akan tergerak oleh tanda-tanda kekuatan gaib yang tersebar di
sekelilingnya.
- Masa Remaja
Diriwayatkan
bahwa ketika berusia dua belas tahun, Muhammad SAW menyertai pamannya, Abu
Thalib, dalam berdagang menuju Suriah, tempat kemudian beliau berjumpa dengan
seorang pendeta, yang dalam berbagai riwayat disebutkan bernama Bahira.
Meskipun beliau merupakan satu-satunya nabi dalam sejarah yang kisah hidupnya
dikenal luas, masa-masa awal kehidupan Muhammad SAW tidak banyak diketahui.
Muhammad
SAW, besar bersama kehidupan suku Quraisy Mekah, dan hari-hari yang dilaluinya
penuh dengan pengalaman yang sangat berharga. Dengan kelembutan, kehalusan budi
dan kejujuran beliau maka orang Quraisy Mekkah memberi gelar kepada beliau
dengan Al-Amin yang artinya orang yang dapat dipercaya.
Pada
usia 30 tahunan, Muhammad SAW sebagai tanda kecerdasan dan bijaksanya beliau,
Nabi SAW mampu mendamaikan perselisihan kecil yang muncul di tengah-tengah suku
Quraisy yang sedang melakukan renovasi Ka’bah.
Mereka
mempersoalkan siapa yang paling berhak menempatkan posisi Hajar Aswad di
Ka’bah.
Beliau
membagi tugas kepada mereka dengan teknik dan strategi yang sangat adil dan
melegakan hati mereka.
Pernikahan Nabi Muhammad Saw
Pada
masa mudanya, beliau telah menjadi pengusaha sukses dan hidup berkecukupan dari
hasil usahanya. Pada usia yang ke-25 tahun, Muhammad saw menikah dengan
Khadijah binti Khuwailid, seorang janda kaya berusia 40 tahun. Pernikahan ini
diawali dengan lamaran Khadijah kepada Muhammad saw setelah melihat dan
mendengar kelebihan-kelebihan dan akhlaknya.
Isteri-isteri Rasulullah Muhammad Saw
Adapun
Isteri-isteri Muhammad SAW berjumlah 11 Orang, Yaitu :
- Khadijah
binti Khuwailid
- Saudah
binti Jam’ah
- Aisyah
Binti Abu Bakar ra
- Hafshah
binti Umar ra
- Hindun
Ummu Salamah binti Abu Umayyah
- Ramlah
Ummu Habibah binti Abu Sofyan
- Zainab
binti Jahsyin
- Zainab
binti Khuzaimah
- Maimunah
binti Al-Harts Al-Haliyah
- Juwairiyah
binti Al-Haarits
- Sofiyah
binti Huyay
Nabi
Muhammad menikahi mereka semua setelah Khadijah meninggal dunia. Dan mereka
semua beliau nikahi dalam keadaan janda, kecuali Aisyah ra.
Jika
dilihat dari faktor tiap pernikahan beliau, semuanya mempunyai hubungan yang
kuat dengan dakwah dan ajaran Islam yang dibawanya.
Dari
11 isteri Nabi SAW ini yang wafat saat Nabi SAW masih hidup adalah 2 orang
yaitu Khadijah dan Zainab binti Khuzaimah, sedangkan isteri Nabi yang 9 orang
masih hidup saat Nabi SAW Wafat. Istri Nabi SAW yang tersebut disebut dengan
Ummul Mu’minin artinya ibu orang-orang beriman. Mereka banyak menolong
penyebaran agama islam di kalangan kaum ibu.
Nabi
Muhammad SAW mempunyai 7 orang anak, 3 laki-laki dan 4 perempuan yaitu :
- Qasim
- Abdullah
- Zainab
- Fatimah
- Ummu
Kalsum
- Rukayyah
- Ibrahim
Ibu
anak-anak Nabi SAW itu semuanya dari isteri nabi Khadijah, kecuali Ibrahim,
yang ibu mariyatul qibtiyyah ( seorang hamba perempuan yang dihadiahkan oleh
seorang pembesar mesir kepada Nabi SAW ), anak-anak Nabi SAW tersebut Wafat
pada saat Nabi SAW masih hidup, kecuali Fatimah yang wafat beberapa bulan
setelah Nabi SAW wafat.
Diriwayatkan
tatkala Nabi SAW akan wafat beliau membisikkan kepada Fatimah ra, bahwa beliau
akan berpulang ke hadirat Allah, dan mendengar itu Fatimah menangis dengan
sedih, dan beberapa saat setelah itu Nabi SAW membisikan lagi sesuatu kepada
Fatimah ra, mendengar bisikan yang kedua ini Fatimah ra tersenyum, ternyata
bisikan bahwa dikabarkan bahwa setelah Nabi SAW wafat tidak ada orang yang
pertama meninggal kecuali Fatimah ra, sungguh mulia Fatimah tersenyum walau
mendengar kabar yang tentang wafat nya diri beliau, tapi semua tertutup karena
cinta yang mendalam kepada sang ayah tercinta.
Kerasulan Muhammad SAW
- Awal
Kerasulan
Menjelang
usianya yang keempat puluh, Muhammad SAW terbiasa memisahkan diri dari
pergaulan masyarakat umum, untuk berkontemplasi di Gua Hira, beberapa kilometer
di Utara Mekah..
Di
gua tersebut, nabi mula-mula hanya berjam-jam saja, kemudian berhari-hari
bertafakur.
Pada
tanggal 17 Ramadhan tahun 611 M, Muhammad SAW mendapatkan wahyu pertama dari
Allah melalui Malaikat Jibril.
Pada
saat beliau tidur dan terbangun dengan tiba-tiba pada malam itu di gua bernama
Hira, dalam ketakutan yang luar biasa, seluruh tubuhnya, seluruh diri
bathinnya, dicengkeram oleh sebuah kekuatan yang sangat besar, seolah-olah
seorang malaikat telah mencengkeram beliau dalam pelukan yang menakutkan yang
seakan mencabut kehidupan dan napas darinya. Ketika beliau berbaring di sana,
remuk redam, beliau mendengar perintah, “Bacalah!” beliau tidak dapat melakukan
ini beliau bukan penyair terdidik, bukan peramal, bukan penyair dengan seribu
kalimat yang tersusun dengan baik yang siap dibibir beliau. Ketika itu beliau
protes bahwa beliau adalah buta huruf, malaikat itu merangkulnya lagi dengan
kekuatan yang begitu rupa, hingga turunlah ayat yang pertama yaitu ayat 1
sampai 5 dalam surat Al-‘Alaq :
Bacalah
dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,
- Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah.
- Bacalah,
dan Tuhanmulah yang maha pemurah,
- Yang
mengajar (manusia) dengan perantara kalam,
- Dia
mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Dia
merasa ketakutan karena belum pernah mendengar dan mengalaminya. Dengan
turunnya wahyu yang pertama itu, berarti Muhammad SAW telah dipilih Allah
sebagai nabi. Dalam wahyu pertama ini, dia belum diperintahkan untuk menyeru
manusia kepada suatu agama.
Peristiwa
turunnya wahyu itu menandakan telah diangkatnya Muhammad SAW sebagai seorang
nabi penerima wahyu di tanah Arab. Malam terjadinya peristiwa itu kemudian
dikenal sebagai “Malam Penuh Keagungan” (Laylah al-qadar), dan menurut
sebagian riwayat terjadi menjelang akhir bulan Ramadhan. Setelah wahyu pertama
turun, yang menandai masa awal kenabian, berlangsung masa kekosongan, atau masa
jeda (fatrah).
Ketika
hati Muhammad SAW diliputi kegelisahan yang sangat dan merasakan beban emosi
yang menghimpit, dia pulang ke rumah dengan perasaan waswas, dan meminta
istrinya untuk menyelimutinya. Saat itulah turun wahyu yang kedua yang berbunyi
:
“Wahai
kau yang berselimut! Bangkit dan berilah peringatan!!
Dan
seterusnya, yaitu surat al-Muddatstsir: 1-7. Wahyu yang telah, dan kemudian
turun sepanjang hidup Muhammad SAW, muncul dalam bentuk suara-suara yang
berbeda-beda. Tapi pada periode akhir kenabiannya, wahyu surah-surah Madaniyah
turun dalam satu suara.
Pengetahuan Kerasulan
Setelah
beberapa lama dakwah Nabi Muhammad SAW tersebut dilaksanakan secara individual,
turunlah perintah agar nabi menjalankan dakwah secara terbuka. Mula-mula beliau
mengundang dan menyeru kerabat karibnya dan Bani Abdul Muthalib. Beliau
mengatakan di tengah-tengah mereka, “Saya tidak melihat seorang pun di kalangan
Arab yang dapat membawa sesuatu ke tengah-tengah mereka lebih baik dari apa
yang saya bawa kepada kalian. Kubawakan kepada kalian dunia dan akhirat yang
terbaik. Tuhan memerintahkan saya mengajak kalian semua. Siapakah diantara
kalian yang mau mendukung saya dalam hal ini?”. Mereka semua menolak kecuali
Ali bin Abi Thalib.
Pada
permulaan dakwah ini orang yang pertama-tama merima dakwah nabi yaitu dengan
masuk Islam adalah, dari pihak laki-laki dewasa adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq,
dari pihak perempuan adalah isteri nabi SAW yaitu Khadijah, dan dari pihak
anak-anak adalah Ali bin Abi Thalib ra.
Dalam
memulai dakwah nabi banyak mendapat halangan dari pihak kafir quraisy mekah dan
berbagai bujuk rayu yang dilakukan kaum Quraisy untuk menghentikan dakwah Nabi
gagal, tindakan-tindakan kekerasan secara fisik yang sebelumnya sudah dilakukan
semakin ditingkatkan. Kekejaman yang dilakukan oleh penduduk Mekah terhadap
kaum muslimin itu, mendorong Nabi Muhammad SAW untuk mengungsikan
sahabat-sahabatnya ke luar Mekah. Pada tahun kelima kerasulannya, nabi menetapkan
Habsyah (Ethiopia) sebagi negeri tempat pengungsian.
Usaha
orang-orang Quraisy untuk menghalangi hijrah ke Habsyah ini, termasuk
membujuk Negus (Raja) agar menolak kehadiran umat Islam
di sana, gagal. Bahkan, di tengah meningkatnya kekejaman itu, dua orang Quraisy
masuk Islam, Hamzah dan Umar ibn Khathab. Dengan masuk Islamnya dua tokoh besar
ini posisi Islam semakin kuat. Tatkala banyaknya tekanan dari berbagai pihak
Nabi SAW mengalami kesedihan yang mendalam yaitu wafat nya seorang paman yaitu Abu
Thalib sebagai pelindung dan isteri tercinta yang setia menemani hari-hari
beliau yaitu Khadijah binti Khuwailid, sehingga Allah menghibur hati baginda
Rasul SAW dengan terjadinya Isra’ dan Mi’rajnya Nabi Muhammad SAW. diriwayatkan
pada suatu malam ketika Nabi SAW ada di Masjidil Haram di Mekkah, datanglah
Jibril as. Dan beserta malaikat yang lain, lalu dibawanya dengan
mengendarai Buraq ke Masjidil Aqsa di negeri Syam, kemudian
Nabi SAW dinaikkan ke langit untuk diperlihatkan kepada Nabi SAW tanda-tanda
kebesaran dan kekayaan Allah SWT, pada malam itu juga Nabi SAW kembali kenegeri
Mekkah. Perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dinamakan Isra, dan
dinaikkannya Nabi SAW dari Masjidil Aqsa ke langit disebut Mi’raj. Pada malam
inilah mulai di wajibkan Shalat Fardlu 5 kali dalam sehari semalam.
Tatkala
banyaknya tekanan dari berbagai pihak Nabi SAW mengalami kesedihan yang
Setelah
peristiwa Isra’ dan Mi’raj, suatu perkembangan besar bagi kemajuan dakwah Islam
muncul. Perkembangan itu diantaranya datang dari sejumlah penduduk Yatsrib yang
berhaji ke Mekah.
Mereka,
yang terdiri dari suku ‘Aus dan Khazraj, masuk Islam dalam tiga gelombang.
Pertama, pada tahun kesepuluh kenabian, beberapa orang Khazraj menemui
Muhammad SAW untuk masuk Islam, dan mengharapkan agar ajaran Islam dapat mendamaikan
permusuhan suku ‘Aus dan Khazraj. Kedua, pada tahun keduabelas kenabian,
delegasi Yatsrib terdiri dari sepuluh orang Khazraj dan dua orang ‘Aus
serta seorang wanita menemui Muhammad SAW di tempat bernama Aqabah
Mereka
menyatakan ikrar kesetiaan. Ikrar ini dinamakan dengan perjanjian “Aqabah
Pertama”. Ketiga, pada musim haji berikutnya, jama’ah haji yang datang
dari Yatsrib berjumlah 73 orang. Atas nama penduduk Yatsrib, mereka meminta
Muhammad SAW dan Muslimin Makkah agar berkenan pindah ke Yatsrib. Mereka
berjanji akan membelanya dari segala ancaman. Perjanjian ini dinamakan dengan
perjanjian “Aqabah Kedua”.
Dalam
perjalanan ke Yatsrib nabi ditemani oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq. Ketika di Quba,
sebuah desa yang jaraknya sekitar lima kilometer dari Yatsrib, nabi istirahat
beberapa hari lamanya. Dia menginap di rumah Kalsum bin Hindun. Di halaman
rumah ini nabi membangun sebuah mesjid. Inilah mesjid pertama yang dibangun
nabi, sebagai pusat peribadatan. Tak lama kemudian, Ali bin Abi Thalib menyusul
nabi, setelah menyelesaikan segala urusan di Mekah
Sementara
itu, penduduk Yatsrib menunggu-nunggu kedatanganya. Waktu yang mereka
tunggu-tunggu itu tiba, mereka menyambut nabi dan kedua sahabatnya dengan penuh
kegembiraan. Sejak itu, sebagai penghormatan terhadap nabi, nama kota Yatsrib
diubah menjadi Madinatun Nabi (Kota Nabi) atau sering
disebut Madinatul Munawwarah (Kota yang bercahaya), karena
dari sanalah sinar Islam memancar keseluruh dunia
Kejadian
itu disebut dengan “hijrah” bukan sepenuhnya sebuah “pelarian”, tetapi
merupakan rencana perpindahan yang telah dipertimbangkan secara seksama selama
sekitar dua tahun sebelumnya. Tujuh belas tahun kemudian, Khalifah Umar bin
Khattab menetapkan saat terjadinya peristiwa hijrah sebagai awal tahun Islam,
atau tahun qamariyah
- Akhir Masa
Kerasulan
Pembentukan Negra Madinah
Setelah
tiba dan diterima penduduk Yatsrib (Madinah), Nabi Muhammad SAW resmi sebagai
pemimpin penduduk kota itu. Babak baru dalam sejarah Islam pun dimulai. Berbeda
dengan periode Mekah, pada periode Madinah, Islam merupakan kekuatan politik.
Ajaran Islam yang berkenaan dengan kehidupan masyarakat banyak turun di
Madinah. Nabi Muhammad SAW mempunyai kedudukan, bukan saja sebagai kepala
agama, tetapi juga sebagai kepala negara. Dengan kata lain, dalam diri nabi
terkumpul dua kekuasaan, kekuasaam spiritual dan kekuasaan duniawi.
Kedudukannya sebagai rasul secara otomatis merupakan kepala Negara.
Dengan
terbentuknya Negara Madinah, Islam makin bertambah kuat. Perkembangan Islam
yang pesat itu membuat orang-orang Mekah dan musuh-musuh Islam lainnya menjadi
risau. Kerisauan ini akan mendorong orang-orang Quraisy berbuat apa saja. Untuk
menghadapi kemungkinan-kemungkinan gangguan dari musuh, nabi, sebagi kepala
pemerintahan, mengatur siasat dan membentuk pasukan tentara. Umat Islam
diijinkan berperang dangan dua alasan: (1) untuk mempertahankan diri dan
melindungi hak miliknya, dan (2) menjaga keselamatan dalam penyebaran
kepercayaan dan mempertahankannya dari orang-orang yang menghalang-halanginya.
Dalam
sejarah Madinah ini memang banyak terjadi peperangan sebagai upaya kaum
muslimin mempertahankan diri dari serangan musuh. Nabi sendiri, di awal
pemerintahannya, mengadakan beberapa ekspedisi ke luar kota sebagai aksi siaga
melatih kemampuan calon pasukan yang memang mutlak diperlukan untuk melindungi
dan mempertahankan negara yang baru dibentuk. Perjanjian damai dengan berbagai
kabilah di sekitar Madinah juga diadakan dengan maksud memperkuat kedudukan
Madinah.
Pada
tahun 9 dan 10 Hijriyah (630-632 M) banyak suku dari pelosok Arab mengutus
delegasinya kepada Nabi Muhammad SAW menyatakan ketundukan mereka. Masuknya
orang Mekah ke dalam agama Islam rupanya mempunyai pengaruh yang amat besar
pada penduduk padang pasir yang liar itu. Tahun itu disebut dengan tahun
perutusan. Persatuan bangsa Arab telah terwujud; peperangan antara suku yang
berlangsung sebelumnya telah berubah menjadi persaudaraan seagama.
Setelah
itu, Nabi Muhammad SAW segera kembali ke Madinah. Beliau mengatur organisasi
masyarakat kabilah yang telah memeluk agama Islam. Petugas keagamaan dan para
dai’ dikirim ke berbagai daerah dan kabilah untuk mengajarkan ajaran-ajaran
Islam, mengatur peradilan, dan memungut zakat. Dua bulan setelah itu, Nabi
menderita sakit demam. Tenaganya dengan cepat berkurang. Pada hari senin
tanggal 12 Rabi’ul Awal 11 H/ 8 Juni 632 M., Nabi Muhammad SAW wafat di rumah
istrinya Aisyah.
Nama dan Gelar Nabi Muhammad Saw
Di
dalam HR Bukhari dan Muslim disebutkan nama dan gelar Nabi Muhammad SAW, antara
lain :
– Ahmad
– Al-Mahi
– Al-Hasyir
– Al-‘Aqib
– Muqaffi
– Nabiyyuttaubah
– Nabiyyurrahmah.
Pengertian nama-nama nabi Muhammad Saw :
– Ahmad
– Al-Mahi
– Al-Hasyir
– Al-‘Aqib
– Muqaffi
– Nabiyyuttaubah
– Nabiyyurrahmah.
Pengertian nama-nama nabi Muhammad Saw :
- Ahmad :
yang paling terpuji karena akhlak karimahnya, dan paling banyak memuji
Allah.
- Al-Mahi
(pengikis/penghapus) : karena Allah mengikis kekufuran dengan mengutusnya,
- Al-Hasyir
(penghimpun) : sebab nanti di hari kiamat seluruh manusia berhimpun di
hadapan beliau, ada yang mengatakan di bawah perintah beliau.
- Al-‘Aqib
(penutup) : karena beliaulah nabi dan rasul penutup.
- Muqaffi
(yang mengikuti) : maksudnya mengikuti dan melanjutkan jejak risalah para
nabi.
- Nabiyyuttaubah
(nabi taubat) : meski beliau sudah ma’shum dalam artian bersih dari dosa,
namun beliau banyak bertaubat. Dalam satu riwayat beliau bertaubat hingga
70 kali sehari, dan dalam riwayat lain hingga 100 kali.
- Nabiyyurrahmah
(nabi rahmat) : beliau adalah seorang nabi yang penuh kasih hatta dalam
peperangan pun, diutusnya beliau ke bumi ini adalah sebagai rahmat bagi
semesta alam.
Nama-nama
tersebut berdasarkan penuturan beliau sendiri. Dan kita tahu bahwa setiap sabda
beliau adalah berdasarkan wahyu. Jadi bisa disimpulkan bahwa yang memberi
nama/gelar tersebut adalah Allah Swt.
Nasab Nabi Muhammad Saw
Di
dalam buku Shahih Bukhari bab Mab’ats an-Nabiyyi saw, Imam Bukhari merincikan
silsilah nasab Nabi Muhammad saw sebagai berikut: Muhammad saw bin Abdullah bin
Abdul Muththalib bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Qusyai bin Kilab bin Murrah bin
Ka’ab bin Luai bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin Nadhr bin Kinanah bin
Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’add bin Adnan.
Imam
Bukhari menambahkan di dalam Kitab Tarikh al-Kabir: Adnan bin Udud bin Al-Maqum
bin Nahur bin Tarh bin Ya’rab bin Nabit bin Ismail bin Ibrahim. Menurut para
pakar – sebagaimana yang disebutkan oleh sejarawan Syekh Abdurrahman bin Yahya
Al-Yamany –antara Adnan dan Ismail ada sekitar 40 kakek.
Muhammad Saw di Mata Penduduk Makkah
Sejak
kecil Muhammad Saw jauh dari tradisi-tradisi jahiliyah dan tidak pernah
melakukan penyembahan terhadap tuhan berhala. Namun demikian beliau tetaplah
seorang yang santun dan jujur, karenanya beliau terkenal dengan gelar Al-Amien
(orang yang terpercaya).
Muhammad Saw Menjadi Rasul Allah
Turunnya
wahyu pertama QS. Al-A’la: 1-5 di gua Hira pada hari Senin di bulan Ramadan
pada usia yang ke 40 menjadi awal kerasulan Muhammad saw. Wahyu pertama
tersebut berisi: “1) Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan, 2) Yang
menciptakan manusia dari segumpal darah, 3) Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia,
4) Yang mengajari (manusia) dengan pena, 5) Dia mengajarkan manusia apa yang
tidak diketahuinya.”
Setelah
menerima wahyu tersebut, Muhammad saw pulang menemui Khadijah dan mengungkapkan
kekhawatirannya terhadap dirinya. Khadijah menenangkan: “Bergembiralah! Demi
Allah, Dia tidak akan pernah menyia-nyiakanmu. Demi Allah, engkau ini
menghubungkan shilaturrahim (hubungan kerabat), berkata jujur, menanggung beban
orang lemah, membantu orang yang tidak punya, memuliakan tamu, menolong
orang-orang yang ditimpa bencana.”
Khadijah
lalu mempertemukannya dengan anak pamannya Waraqah bin Naufal, seorang pendeta
Nasrani. Setelah menjelaskan peristiwa yang baru dialaminya di gua Hira,
Waraqah menjelaskan bahwa yang datang kepada Muhammad saw itu adalah malaikat yang
pernah datang kepada nabi Musa As.
“Andai
kata aku masih hidup dan kuat di saat engkau diusir oleh kaummu” kata Waraqah.
“Apakah mereka akan mengusirku?” Tanya Muhammad Saw. “Ya…,” jawabnya. (lihat HR Bukhari dan Muslim).
“Apakah mereka akan mengusirku?” Tanya Muhammad Saw. “Ya…,” jawabnya. (lihat HR Bukhari dan Muslim).
Nabi Muhammad Saw Hijrah ke Madinah
Nabi
Saw hijrah ke Madinah pada tahun ke 13 kenabian yang bertepatan dengan tahun
622 M. Di dalam riwayat Ibnu Ishak dijelaskan bahwa beliau keluar dari rumahnya
yang saat itu sedang dikepung oleh pasukan bersenjata kaum musyrik Makkah yang
ingin membunuhnya. Lalu Allah Swt menidurkan mereka. Sambil membaca QS. Yasin:
1-9 beliau manaruh pasir di kepala mereka semua, kemudian pergi ke rumah Abu
Bakar untuk hijrah bersama ke kota Madinah. Nabi Muhammad saw tiba di Madinah
pada hari Senin tanggal 12 Rabiul Awwal tahun 1 Hijriyah.
Peperangan Nabi Muhammad Saw
Yang
mendasari peperangan nabi Muhammad Saw adalah ayat-ayat berikut :
–
“Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi karena
sesungguhnya mereka dizhalimi.” (Al-Hajj: 39).
–
“Perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, tetapi jangan
melampaui batas, sungguh Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas”
(QS. Al-Baqarah: 190).
Dalam hal ini ada aturan-aturan perang, antara lain: Jangan membunuh anak-anak, orang tua, orang yang menyerah, pendeta dan petugas rumah ibadah yang tidak menyerang, hewan tanpa tujuan maslahat, jangan membunuh dengan cara yang sadis dan berlebihan (Tafsir Ibnu Katsir).
Dalam hal ini ada aturan-aturan perang, antara lain: Jangan membunuh anak-anak, orang tua, orang yang menyerah, pendeta dan petugas rumah ibadah yang tidak menyerang, hewan tanpa tujuan maslahat, jangan membunuh dengan cara yang sadis dan berlebihan (Tafsir Ibnu Katsir).
Dari
sini jelas bahwa peperangan nabi Muhammad saw adalah sebagai upaya pembelaan
terhadap hak, bukan wasilah untuk islamisasi apalagi balas dendam. Adapun
jumlah peperangan yang diikutinya ada sebanyak 27 kali.
Akhlak Nabi Muhammad Saw
Allah
SWT menggambarkan akhlak nabi Muhammad secara umum di dalam QS. Al-Qalam ayat 4:
“Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur”
a. Kesabaran Nabi Muhammad Saw
Tidak
sedikit beban yang ditanggung oleh nabi Muhammad saw dalam menyebarkan dakwah
ajaran yang dibawanya. Ejekan, makian, perlakuan kasar dan ancaman pembunuhan
diterimanya dari orang-orang musyrik Makkah. Namun itu semuanya tak membuat
kesabarannya luntur.
Dalam
riwayat Imam Bukhari dan Muslim diceritakan bahwa Uqbah bin Abu Mu’ith pernah
mencampakkan kotoran onta kepada Rasulullah Muhammad saw sementara beliau dalam
keadaan sujud. Beliau terus sujud hingga putrinya Fathimah datang membuangnya.
Perlakuan
kasar kaum Quraisy semakin bertambah setelah pamannya Abu Thalib dan isterinya
Khadijah meninggal dunia pada tahun 10 kerasulan. Karenanya beliau hijrah ke wilayah
Thaif. Namun ternyata disini juga beliau tidak diterima, malah penduduk
setempat menyuruh anak-anaknya untuk melemparinya dengan batu.
- Kasih
Sayang Nabi Muhammad Saw
Kasarnya
tindakan pengusiran penduduk Thaif terhadap nabi Muhammad saw tidak membuat
beliau serta merta mendoakan mereka dengan azab. Tapi justru sebaliknya:
“Bahkan saya berharap agar Allah menjadikan dari keturunan mereka orang-orang
yang menyembah Allah dan tidak berbuat syirik kepada-Nya sedikit pun,” kata
beliau saat malaikat penjaga gunung menawarkan kepadanya untuk menimpakan
gunung Abu Qubaisy dan gunung yang di sebelahnya kepada penduduk Thaif. (Shahih
Bukhari).
Dan
bagaimana pun juga kasarnya perlakuan dan azab dari kaum musyrik penduduk
Makkah kepadanya dan ummat pengikutnya, tapi itu tak membuatnya dendam kepada
mereka di saat pembebasan Makkah pada tahun 8 H. Malah beliau saw memberikan
amnesti besar-besaran kepada penduduk Makkah.
Keistimewaan yang Allah Berikan Kepadanya
a. Lima kelebihan yang tidak diberikan kepada orang sebelumnya
Dari
Jabir bin Abdullah ra, nabi Muhammad saw bersabda: “Saya diberikan lima hal
yang tidak diberikan kepada seorang pun sebelum saya;
- diberi
kemenangan dengan rasa takut (yang ditimpakan kepada musuh-musuhku) dalam
jarak satu bulan perjalanan,
- bumi
dijadikan tempat shalat dan suci untukku, maka siapa pun di antara ummatku
yang mendapatkan waktu shalat hendaklah dia melakukannya,
- dihalalkan
untukku harta ghanimah dan itu tidak dihalalkan kepada orang sebelum saya
- diberi
syafa’at
- dahulu
nabi diutus hanya kepada kaumnya, tetapi saya diutus kepada seluruh
manusia.” (HR. Bukhari dan Muslim)
- Keistimewaannya
di hari kiamat
Dari
Anas ra., nabi Muhammad saw bersabda: “Saya adalah orang pertama yang diberikan
syafaat pada hari kiamat nanti, nabi yang paling banyak pengikutnya di hari
kiamat, dan orang pertama yang mengetuk pintu surga” (HR. Muslim).
Keistimewaan
lainnya disebutkan di dalam riwayat Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda:
“Saya adalah pemimpin anak-anak Adam pada hari kiamat nanti, saya orang pertama
yang dibangkitkan dari kubur, dan saya orang pertama yang diberi syafaat (oleh
Allah) dan orang pertama yang memberi syafaat (kepada ummat manusia).” (HR.
Muslim).
Ibadah Beliau
Aisyah
ra. Berkata: Rasulullah saw pernah shalat hingga dua kakinya membengkak. Lalu
beliau ditegur, beliau menjawab: “Apakah aku tidak pantas menjadi hamba yang
bersyukur?”
Nabi Muhammad Saw Wafat
Beliau
saw wafat pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun 11 Hijriyah di waktu Dhuha dengan
usia 63 tahun.
SEJARAH RINGKAS NABI MUHAMMAD SAW (Tgk. Abang)
MUHAMMAD IKRAM AL-MUBARAK
19.51
0
Ringkasan Sejarah Nabi Muhammad Saw dari Lahir Hingga Wafat
JUNI 16, 2016 |
Satu-satunya
rasul Allah yang diutus untuk semua ras dan golongan adalah nabi Muhammad saw.
Karena itu ajarannya sangat universal; tidak hanya tentang ibadah dan
keakhiratan, namun juga urusan-urusan duniawi yang mencakup semua sisi
kehidupan manusia, mulai dari masalah makan hingga urusan kenegaraan. Namun
demikian, masih banyak orang yang buta terhadap pribadi dan kehidupan beliau.
Akibatnya, mereka terhalang untuk melihat dan merasakan kebenaran yang
dibawanya.
Kelahiran Muhamad SAW
Nabi
Muhammad saw lahir di Makkah pada hari Senin tanggal 12 Rabi’ul Awwal tahun
Gajah dalam keadaan yatim.
Penamaan
tahun Gajah berkaitan dengan peristiwa pasukan Gajah yang dipimpin oleh
Abrahah, Gubernur Yaman yang ingin menghancurkan Ka’bah. Namun sebelum sampai
ke kota Makkah, mereka diserang oleh pasukan burung yang membawa batu-batu
kerikil panas (lihat QS Al-Fil: 1-5).
Kelahiran
Nabi Muhammad Saw bertepatan dengan tanggal 20 April 571 Masehi
Sekitar
tahun 570 M, Mekkah adalah sebuah kota yang sangat penting dan terkenal di
antara kota-kota di negeri Arab, baik karena tradisinya ataupun karena
letaknya. Kota ini dilalui jalur perdagangan yang ramai menghubungkan Yaman di
Selatan dan Syiria di Utara. Dengan adanya Ka’bah di tengah kota, Mekkah
menjadi pusat keagamaan Arab. Di dalamnya terdapat 360 berhala, mengelilingi
berhala utama, Hubal. Mekkah kelihatan makmur dan kuat. Agama
dan masyarakat Arab pada masa itu mencerminkan realitas kesukuan masyarakat
jazirah Arab dengan luas satu juta mil persegi.
Nabi
Muhammad dilahirkan dalam keluarga bani Hasyim di Mekah pada hari senin,
tanggal 9 Rabi’ul Awwal, pada permulaan tahun dari Peristiwa Gajah.
Maka tahun itu dikenal dengan Tahun Gajah. Dinamakan demikian karena pada tahun
itu pasukan Abrahah, gubernur kerajaan Habsyi (Ethiopia), dengan menunggang
gajah menyerang Kota Mekah untuk menghancurkan Ka’bah. Bertepatan dengan
tanggal 20 atau 22 bulan April tahun 571 M. Ini berdasarkan penelitian ulama
terkenal, Muhammad Sulaiman Al-manshurfury dan peneliti astronomi, Mahmud
Pasha.
Nabi
Muhammad adalah anggota bani Hasyim, suatu kabilah yang kurang berkuasa dalam
suku Quraisy. Kabilah ini memegang jabatan siqayah. Nabi
Muhammad lahir dari keluarga terhormat yang relatif miskin. Ayahnya bernama
Abdullah anak Abdul Muthalib, seorang kepala suku Quraisy yang besar pengaruhnya.
Ibunya adalah Aminah binti Wahab dari bani Zuhrah. Muhammad SAW. Nabi terakhir
ini dilahirkan dalam keadaan yatim karena ayahnya meninggal dunia tiga bulan
setelah dia menikahi Aminah.
Ramalan
tentang kedatangan atau kelahiran Nabi Muhammad dapat ditemukan dalam
kitab-kitab suci terdahulu. Al-Qur’an dengan tegas menyatakan bahwa kelahiran
Nabi Muhammad SAW telah diramalkan oleh setiap dan semua nabi terdahulu, yang
melalui mereka perjanjian telah dibuat dengan umat mereka masing-masing bahwa mereka
harus menerima atas kerasulan Muhammad SAW nanti.
Seperti dalam Qs. Ali ‘Imran ayat 81
“Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi:
“Sungguh, apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa Kitab dan hikmah Kemudian
datang kepadamu seorang Rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya
kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya”. Allah berfirman:
“Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu?”
mereka menjawab: “Kami mengakui”. Allah berfirman: “Kalau begitu saksikanlah
(hai para Nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama kamu.
- Masa
Menyusui
Nabi
Muhammad saw pertama kalinya disusui oleh ibunya Aminah dan Tsuwaibatul
Aslamiyah. Namun itu hanya beberapa hari. Selanjutnya beliau disusui oleh
Halimah As-Sa’diyah di perkampungan bani Sa’ad.
Nabi
Muhammad saw tinggal bersama keluarga Halimah selama kurang lebih empat tahun.
Di akhir masa pengasuhan keluarga Halimah ini terjadi pembedahan nabi Muhammad
saw.
Masa Kanak-kanak Rasullullah
Tidak
lama setelah kelahirannya, bayi Muhammad SAW diserahkan kepada Tsuwaibah, budak
perempuan pamannya, Abu Lahab, yang pernah menyusui Hamzah. Meskipun diasuh
olehnya hanya beberapa hari, nabi tetap menyimpan rasa kekeluargaan yang
mendalam dan selalu menghormatinya. Nabi SAW selanjutnya dipercayakan kepada
Halimah, seorang wanita badui dari Suku Bani Sa’ad. Bayi tersebut diasuhnya
dengan hati-hati dan penuh kasih sayang, dan tumbuh menjadi anak yang sehat dan
kekar. Pada usia lima tahun, nabi dikembalikan Halimah kepada tanggungjawab
ibunya.
Sejumlah
hadis menceritakan bahwa kehidupan Halimah dan keluarganya banyak dianugrahi
nasib baik terus-menerus ketika Muhammad SAW kecil hidup dibawah asuhannya.
Halimah menyayangi baginda rasul seperti menyayangi anak sendiri, penuh kasih
sayang dan cinta, namun karena banyak kejadian yang luar biasa sehingga takut
akan terjadi hal-hal yang tidak baik sehingga dikembalikanlah Rasul SAW Kepada
keluarga beliau.
Muhammad
SAW kira-kira berusia enam tahun, dimana tatkala asik bermain-main dengan
teman-teman beliau, teman-teman beliau gembira saat ayah-ayah mereka pulang,
namun Rasulullah pulang dengan tangisan menemui ibunda beliau, seraya berkata
wahai ibunda mana ayah? ibunda beliau terharu tampa jawaban yang pasti, sehingga
dalam ketidakmampuan atas jawaban tersebut, hingga suatu ketika ibunda beliau
mengajak baginda Nabi SAW pergi kekota tempat ayah beliau dimakamkan.
Sekembalinya
dari pencarian Makam suami tercinta ibu Rasul tercinta jatuh sakit dan
meninggal dalam perjalanan pulang, dengan duka cita yang mendalam dan pulang
bersama seorang pembantu nabi.
Sekembalinya
pulang sebagai anak yatim piatu maka beliau diasuh oleh kakeknya, Abdul
muthalib. Namun dua tahun kemudian, kakeknyapun yang berumur 82 tahun, juga
meninggal dunia. Maka pada usia delapan tahun itu, nabi ada di bawah tanggung
jawab pamannya abi thalib.
PadaUsia
8 tahun, seperti kebanyakan anak muda seumurannya, nabi memelihara kambing di
mekkah dan mengembalakan di bukit dan lembah sekitarnya. Pekerjaan pengembala
sekawanan domba ini cocok bagi perangai orang yang bijaksana dan perenung
seperti Muhammad SAW muda, ketika beliau memperhatikan segerombolan domba,
perhatiannya akan tergerak oleh tanda-tanda kekuatan gaib yang tersebar di
sekelilingnya.
- Masa Remaja
Diriwayatkan
bahwa ketika berusia dua belas tahun, Muhammad SAW menyertai pamannya, Abu
Thalib, dalam berdagang menuju Suriah, tempat kemudian beliau berjumpa dengan
seorang pendeta, yang dalam berbagai riwayat disebutkan bernama Bahira.
Meskipun beliau merupakan satu-satunya nabi dalam sejarah yang kisah hidupnya
dikenal luas, masa-masa awal kehidupan Muhammad SAW tidak banyak diketahui.
Muhammad
SAW, besar bersama kehidupan suku Quraisy Mekah, dan hari-hari yang dilaluinya
penuh dengan pengalaman yang sangat berharga. Dengan kelembutan, kehalusan budi
dan kejujuran beliau maka orang Quraisy Mekkah memberi gelar kepada beliau
dengan Al-Amin yang artinya orang yang dapat dipercaya.
Pada
usia 30 tahunan, Muhammad SAW sebagai tanda kecerdasan dan bijaksanya beliau,
Nabi SAW mampu mendamaikan perselisihan kecil yang muncul di tengah-tengah suku
Quraisy yang sedang melakukan renovasi Ka’bah.
Mereka
mempersoalkan siapa yang paling berhak menempatkan posisi Hajar Aswad di
Ka’bah.
Beliau
membagi tugas kepada mereka dengan teknik dan strategi yang sangat adil dan
melegakan hati mereka.
Pernikahan Nabi Muhammad Saw
Pada
masa mudanya, beliau telah menjadi pengusaha sukses dan hidup berkecukupan dari
hasil usahanya. Pada usia yang ke-25 tahun, Muhammad saw menikah dengan
Khadijah binti Khuwailid, seorang janda kaya berusia 40 tahun. Pernikahan ini
diawali dengan lamaran Khadijah kepada Muhammad saw setelah melihat dan
mendengar kelebihan-kelebihan dan akhlaknya.
Isteri-isteri Rasulullah Muhammad Saw
Adapun
Isteri-isteri Muhammad SAW berjumlah 11 Orang, Yaitu :
- Khadijah
binti Khuwailid
- Saudah
binti Jam’ah
- Aisyah
Binti Abu Bakar ra
- Hafshah
binti Umar ra
- Hindun
Ummu Salamah binti Abu Umayyah
- Ramlah
Ummu Habibah binti Abu Sofyan
- Zainab
binti Jahsyin
- Zainab
binti Khuzaimah
- Maimunah
binti Al-Harts Al-Haliyah
- Juwairiyah
binti Al-Haarits
- Sofiyah
binti Huyay
Nabi
Muhammad menikahi mereka semua setelah Khadijah meninggal dunia. Dan mereka
semua beliau nikahi dalam keadaan janda, kecuali Aisyah ra.
Jika
dilihat dari faktor tiap pernikahan beliau, semuanya mempunyai hubungan yang
kuat dengan dakwah dan ajaran Islam yang dibawanya.
Dari
11 isteri Nabi SAW ini yang wafat saat Nabi SAW masih hidup adalah 2 orang
yaitu Khadijah dan Zainab binti Khuzaimah, sedangkan isteri Nabi yang 9 orang
masih hidup saat Nabi SAW Wafat. Istri Nabi SAW yang tersebut disebut dengan
Ummul Mu’minin artinya ibu orang-orang beriman. Mereka banyak menolong
penyebaran agama islam di kalangan kaum ibu.
Nabi
Muhammad SAW mempunyai 7 orang anak, 3 laki-laki dan 4 perempuan yaitu :
- Qasim
- Abdullah
- Zainab
- Fatimah
- Ummu
Kalsum
- Rukayyah
- Ibrahim
Ibu
anak-anak Nabi SAW itu semuanya dari isteri nabi Khadijah, kecuali Ibrahim,
yang ibu mariyatul qibtiyyah ( seorang hamba perempuan yang dihadiahkan oleh
seorang pembesar mesir kepada Nabi SAW ), anak-anak Nabi SAW tersebut Wafat
pada saat Nabi SAW masih hidup, kecuali Fatimah yang wafat beberapa bulan
setelah Nabi SAW wafat.
Diriwayatkan
tatkala Nabi SAW akan wafat beliau membisikkan kepada Fatimah ra, bahwa beliau
akan berpulang ke hadirat Allah, dan mendengar itu Fatimah menangis dengan
sedih, dan beberapa saat setelah itu Nabi SAW membisikan lagi sesuatu kepada
Fatimah ra, mendengar bisikan yang kedua ini Fatimah ra tersenyum, ternyata
bisikan bahwa dikabarkan bahwa setelah Nabi SAW wafat tidak ada orang yang
pertama meninggal kecuali Fatimah ra, sungguh mulia Fatimah tersenyum walau
mendengar kabar yang tentang wafat nya diri beliau, tapi semua tertutup karena
cinta yang mendalam kepada sang ayah tercinta.
Kerasulan Muhammad SAW
- Awal
Kerasulan
Menjelang
usianya yang keempat puluh, Muhammad SAW terbiasa memisahkan diri dari
pergaulan masyarakat umum, untuk berkontemplasi di Gua Hira, beberapa kilometer
di Utara Mekah..
Di
gua tersebut, nabi mula-mula hanya berjam-jam saja, kemudian berhari-hari
bertafakur.
Pada
tanggal 17 Ramadhan tahun 611 M, Muhammad SAW mendapatkan wahyu pertama dari
Allah melalui Malaikat Jibril.
Pada
saat beliau tidur dan terbangun dengan tiba-tiba pada malam itu di gua bernama
Hira, dalam ketakutan yang luar biasa, seluruh tubuhnya, seluruh diri
bathinnya, dicengkeram oleh sebuah kekuatan yang sangat besar, seolah-olah
seorang malaikat telah mencengkeram beliau dalam pelukan yang menakutkan yang
seakan mencabut kehidupan dan napas darinya. Ketika beliau berbaring di sana,
remuk redam, beliau mendengar perintah, “Bacalah!” beliau tidak dapat melakukan
ini beliau bukan penyair terdidik, bukan peramal, bukan penyair dengan seribu
kalimat yang tersusun dengan baik yang siap dibibir beliau. Ketika itu beliau
protes bahwa beliau adalah buta huruf, malaikat itu merangkulnya lagi dengan
kekuatan yang begitu rupa, hingga turunlah ayat yang pertama yaitu ayat 1
sampai 5 dalam surat Al-‘Alaq :
Bacalah
dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,
- Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah.
- Bacalah,
dan Tuhanmulah yang maha pemurah,
- Yang
mengajar (manusia) dengan perantara kalam,
- Dia
mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Dia
merasa ketakutan karena belum pernah mendengar dan mengalaminya. Dengan
turunnya wahyu yang pertama itu, berarti Muhammad SAW telah dipilih Allah
sebagai nabi. Dalam wahyu pertama ini, dia belum diperintahkan untuk menyeru
manusia kepada suatu agama.
Peristiwa
turunnya wahyu itu menandakan telah diangkatnya Muhammad SAW sebagai seorang
nabi penerima wahyu di tanah Arab. Malam terjadinya peristiwa itu kemudian
dikenal sebagai “Malam Penuh Keagungan” (Laylah al-qadar), dan menurut
sebagian riwayat terjadi menjelang akhir bulan Ramadhan. Setelah wahyu pertama
turun, yang menandai masa awal kenabian, berlangsung masa kekosongan, atau masa
jeda (fatrah).
Ketika
hati Muhammad SAW diliputi kegelisahan yang sangat dan merasakan beban emosi
yang menghimpit, dia pulang ke rumah dengan perasaan waswas, dan meminta
istrinya untuk menyelimutinya. Saat itulah turun wahyu yang kedua yang berbunyi
:
“Wahai
kau yang berselimut! Bangkit dan berilah peringatan!!
Dan
seterusnya, yaitu surat al-Muddatstsir: 1-7. Wahyu yang telah, dan kemudian
turun sepanjang hidup Muhammad SAW, muncul dalam bentuk suara-suara yang
berbeda-beda. Tapi pada periode akhir kenabiannya, wahyu surah-surah Madaniyah
turun dalam satu suara.
Pengetahuan Kerasulan
Setelah
beberapa lama dakwah Nabi Muhammad SAW tersebut dilaksanakan secara individual,
turunlah perintah agar nabi menjalankan dakwah secara terbuka. Mula-mula beliau
mengundang dan menyeru kerabat karibnya dan Bani Abdul Muthalib. Beliau
mengatakan di tengah-tengah mereka, “Saya tidak melihat seorang pun di kalangan
Arab yang dapat membawa sesuatu ke tengah-tengah mereka lebih baik dari apa
yang saya bawa kepada kalian. Kubawakan kepada kalian dunia dan akhirat yang
terbaik. Tuhan memerintahkan saya mengajak kalian semua. Siapakah diantara
kalian yang mau mendukung saya dalam hal ini?”. Mereka semua menolak kecuali
Ali bin Abi Thalib.
Pada
permulaan dakwah ini orang yang pertama-tama merima dakwah nabi yaitu dengan
masuk Islam adalah, dari pihak laki-laki dewasa adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq,
dari pihak perempuan adalah isteri nabi SAW yaitu Khadijah, dan dari pihak
anak-anak adalah Ali bin Abi Thalib ra.
Dalam
memulai dakwah nabi banyak mendapat halangan dari pihak kafir quraisy mekah dan
berbagai bujuk rayu yang dilakukan kaum Quraisy untuk menghentikan dakwah Nabi
gagal, tindakan-tindakan kekerasan secara fisik yang sebelumnya sudah dilakukan
semakin ditingkatkan. Kekejaman yang dilakukan oleh penduduk Mekah terhadap
kaum muslimin itu, mendorong Nabi Muhammad SAW untuk mengungsikan
sahabat-sahabatnya ke luar Mekah. Pada tahun kelima kerasulannya, nabi menetapkan
Habsyah (Ethiopia) sebagi negeri tempat pengungsian.
Usaha
orang-orang Quraisy untuk menghalangi hijrah ke Habsyah ini, termasuk
membujuk Negus (Raja) agar menolak kehadiran umat Islam
di sana, gagal. Bahkan, di tengah meningkatnya kekejaman itu, dua orang Quraisy
masuk Islam, Hamzah dan Umar ibn Khathab. Dengan masuk Islamnya dua tokoh besar
ini posisi Islam semakin kuat. Tatkala banyaknya tekanan dari berbagai pihak
Nabi SAW mengalami kesedihan yang mendalam yaitu wafat nya seorang paman yaitu Abu
Thalib sebagai pelindung dan isteri tercinta yang setia menemani hari-hari
beliau yaitu Khadijah binti Khuwailid, sehingga Allah menghibur hati baginda
Rasul SAW dengan terjadinya Isra’ dan Mi’rajnya Nabi Muhammad SAW. diriwayatkan
pada suatu malam ketika Nabi SAW ada di Masjidil Haram di Mekkah, datanglah
Jibril as. Dan beserta malaikat yang lain, lalu dibawanya dengan
mengendarai Buraq ke Masjidil Aqsa di negeri Syam, kemudian
Nabi SAW dinaikkan ke langit untuk diperlihatkan kepada Nabi SAW tanda-tanda
kebesaran dan kekayaan Allah SWT, pada malam itu juga Nabi SAW kembali kenegeri
Mekkah. Perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dinamakan Isra, dan
dinaikkannya Nabi SAW dari Masjidil Aqsa ke langit disebut Mi’raj. Pada malam
inilah mulai di wajibkan Shalat Fardlu 5 kali dalam sehari semalam.
Tatkala
banyaknya tekanan dari berbagai pihak Nabi SAW mengalami kesedihan yang
Setelah
peristiwa Isra’ dan Mi’raj, suatu perkembangan besar bagi kemajuan dakwah Islam
muncul. Perkembangan itu diantaranya datang dari sejumlah penduduk Yatsrib yang
berhaji ke Mekah.
Mereka,
yang terdiri dari suku ‘Aus dan Khazraj, masuk Islam dalam tiga gelombang.
Pertama, pada tahun kesepuluh kenabian, beberapa orang Khazraj menemui
Muhammad SAW untuk masuk Islam, dan mengharapkan agar ajaran Islam dapat mendamaikan
permusuhan suku ‘Aus dan Khazraj. Kedua, pada tahun keduabelas kenabian,
delegasi Yatsrib terdiri dari sepuluh orang Khazraj dan dua orang ‘Aus
serta seorang wanita menemui Muhammad SAW di tempat bernama Aqabah
Mereka
menyatakan ikrar kesetiaan. Ikrar ini dinamakan dengan perjanjian “Aqabah
Pertama”. Ketiga, pada musim haji berikutnya, jama’ah haji yang datang
dari Yatsrib berjumlah 73 orang. Atas nama penduduk Yatsrib, mereka meminta
Muhammad SAW dan Muslimin Makkah agar berkenan pindah ke Yatsrib. Mereka
berjanji akan membelanya dari segala ancaman. Perjanjian ini dinamakan dengan
perjanjian “Aqabah Kedua”.
Dalam
perjalanan ke Yatsrib nabi ditemani oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq. Ketika di Quba,
sebuah desa yang jaraknya sekitar lima kilometer dari Yatsrib, nabi istirahat
beberapa hari lamanya. Dia menginap di rumah Kalsum bin Hindun. Di halaman
rumah ini nabi membangun sebuah mesjid. Inilah mesjid pertama yang dibangun
nabi, sebagai pusat peribadatan. Tak lama kemudian, Ali bin Abi Thalib menyusul
nabi, setelah menyelesaikan segala urusan di Mekah
Sementara
itu, penduduk Yatsrib menunggu-nunggu kedatanganya. Waktu yang mereka
tunggu-tunggu itu tiba, mereka menyambut nabi dan kedua sahabatnya dengan penuh
kegembiraan. Sejak itu, sebagai penghormatan terhadap nabi, nama kota Yatsrib
diubah menjadi Madinatun Nabi (Kota Nabi) atau sering
disebut Madinatul Munawwarah (Kota yang bercahaya), karena
dari sanalah sinar Islam memancar keseluruh dunia
Kejadian
itu disebut dengan “hijrah” bukan sepenuhnya sebuah “pelarian”, tetapi
merupakan rencana perpindahan yang telah dipertimbangkan secara seksama selama
sekitar dua tahun sebelumnya. Tujuh belas tahun kemudian, Khalifah Umar bin
Khattab menetapkan saat terjadinya peristiwa hijrah sebagai awal tahun Islam,
atau tahun qamariyah
- Akhir Masa
Kerasulan
Pembentukan Negra Madinah
Setelah
tiba dan diterima penduduk Yatsrib (Madinah), Nabi Muhammad SAW resmi sebagai
pemimpin penduduk kota itu. Babak baru dalam sejarah Islam pun dimulai. Berbeda
dengan periode Mekah, pada periode Madinah, Islam merupakan kekuatan politik.
Ajaran Islam yang berkenaan dengan kehidupan masyarakat banyak turun di
Madinah. Nabi Muhammad SAW mempunyai kedudukan, bukan saja sebagai kepala
agama, tetapi juga sebagai kepala negara. Dengan kata lain, dalam diri nabi
terkumpul dua kekuasaan, kekuasaam spiritual dan kekuasaan duniawi.
Kedudukannya sebagai rasul secara otomatis merupakan kepala Negara.
Dengan
terbentuknya Negara Madinah, Islam makin bertambah kuat. Perkembangan Islam
yang pesat itu membuat orang-orang Mekah dan musuh-musuh Islam lainnya menjadi
risau. Kerisauan ini akan mendorong orang-orang Quraisy berbuat apa saja. Untuk
menghadapi kemungkinan-kemungkinan gangguan dari musuh, nabi, sebagi kepala
pemerintahan, mengatur siasat dan membentuk pasukan tentara. Umat Islam
diijinkan berperang dangan dua alasan: (1) untuk mempertahankan diri dan
melindungi hak miliknya, dan (2) menjaga keselamatan dalam penyebaran
kepercayaan dan mempertahankannya dari orang-orang yang menghalang-halanginya.
Dalam
sejarah Madinah ini memang banyak terjadi peperangan sebagai upaya kaum
muslimin mempertahankan diri dari serangan musuh. Nabi sendiri, di awal
pemerintahannya, mengadakan beberapa ekspedisi ke luar kota sebagai aksi siaga
melatih kemampuan calon pasukan yang memang mutlak diperlukan untuk melindungi
dan mempertahankan negara yang baru dibentuk. Perjanjian damai dengan berbagai
kabilah di sekitar Madinah juga diadakan dengan maksud memperkuat kedudukan
Madinah.
Pada
tahun 9 dan 10 Hijriyah (630-632 M) banyak suku dari pelosok Arab mengutus
delegasinya kepada Nabi Muhammad SAW menyatakan ketundukan mereka. Masuknya
orang Mekah ke dalam agama Islam rupanya mempunyai pengaruh yang amat besar
pada penduduk padang pasir yang liar itu. Tahun itu disebut dengan tahun
perutusan. Persatuan bangsa Arab telah terwujud; peperangan antara suku yang
berlangsung sebelumnya telah berubah menjadi persaudaraan seagama.
Setelah
itu, Nabi Muhammad SAW segera kembali ke Madinah. Beliau mengatur organisasi
masyarakat kabilah yang telah memeluk agama Islam. Petugas keagamaan dan para
dai’ dikirim ke berbagai daerah dan kabilah untuk mengajarkan ajaran-ajaran
Islam, mengatur peradilan, dan memungut zakat. Dua bulan setelah itu, Nabi
menderita sakit demam. Tenaganya dengan cepat berkurang. Pada hari senin
tanggal 12 Rabi’ul Awal 11 H/ 8 Juni 632 M., Nabi Muhammad SAW wafat di rumah
istrinya Aisyah.
Nama dan Gelar Nabi Muhammad Saw
Di
dalam HR Bukhari dan Muslim disebutkan nama dan gelar Nabi Muhammad SAW, antara
lain :
– Ahmad
– Al-Mahi
– Al-Hasyir
– Al-‘Aqib
– Muqaffi
– Nabiyyuttaubah
– Nabiyyurrahmah.
Pengertian nama-nama nabi Muhammad Saw :
– Ahmad
– Al-Mahi
– Al-Hasyir
– Al-‘Aqib
– Muqaffi
– Nabiyyuttaubah
– Nabiyyurrahmah.
Pengertian nama-nama nabi Muhammad Saw :
- Ahmad :
yang paling terpuji karena akhlak karimahnya, dan paling banyak memuji
Allah.
- Al-Mahi
(pengikis/penghapus) : karena Allah mengikis kekufuran dengan mengutusnya,
- Al-Hasyir
(penghimpun) : sebab nanti di hari kiamat seluruh manusia berhimpun di
hadapan beliau, ada yang mengatakan di bawah perintah beliau.
- Al-‘Aqib
(penutup) : karena beliaulah nabi dan rasul penutup.
- Muqaffi
(yang mengikuti) : maksudnya mengikuti dan melanjutkan jejak risalah para
nabi.
- Nabiyyuttaubah
(nabi taubat) : meski beliau sudah ma’shum dalam artian bersih dari dosa,
namun beliau banyak bertaubat. Dalam satu riwayat beliau bertaubat hingga
70 kali sehari, dan dalam riwayat lain hingga 100 kali.
- Nabiyyurrahmah
(nabi rahmat) : beliau adalah seorang nabi yang penuh kasih hatta dalam
peperangan pun, diutusnya beliau ke bumi ini adalah sebagai rahmat bagi
semesta alam.
Nama-nama
tersebut berdasarkan penuturan beliau sendiri. Dan kita tahu bahwa setiap sabda
beliau adalah berdasarkan wahyu. Jadi bisa disimpulkan bahwa yang memberi
nama/gelar tersebut adalah Allah Swt.
Nasab Nabi Muhammad Saw
Di
dalam buku Shahih Bukhari bab Mab’ats an-Nabiyyi saw, Imam Bukhari merincikan
silsilah nasab Nabi Muhammad saw sebagai berikut: Muhammad saw bin Abdullah bin
Abdul Muththalib bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Qusyai bin Kilab bin Murrah bin
Ka’ab bin Luai bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin Nadhr bin Kinanah bin
Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’add bin Adnan.
Imam
Bukhari menambahkan di dalam Kitab Tarikh al-Kabir: Adnan bin Udud bin Al-Maqum
bin Nahur bin Tarh bin Ya’rab bin Nabit bin Ismail bin Ibrahim. Menurut para
pakar – sebagaimana yang disebutkan oleh sejarawan Syekh Abdurrahman bin Yahya
Al-Yamany –antara Adnan dan Ismail ada sekitar 40 kakek.
Muhammad Saw di Mata Penduduk Makkah
Sejak
kecil Muhammad Saw jauh dari tradisi-tradisi jahiliyah dan tidak pernah
melakukan penyembahan terhadap tuhan berhala. Namun demikian beliau tetaplah
seorang yang santun dan jujur, karenanya beliau terkenal dengan gelar Al-Amien
(orang yang terpercaya).
Muhammad Saw Menjadi Rasul Allah
Turunnya
wahyu pertama QS. Al-A’la: 1-5 di gua Hira pada hari Senin di bulan Ramadan
pada usia yang ke 40 menjadi awal kerasulan Muhammad saw. Wahyu pertama
tersebut berisi: “1) Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan, 2) Yang
menciptakan manusia dari segumpal darah, 3) Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia,
4) Yang mengajari (manusia) dengan pena, 5) Dia mengajarkan manusia apa yang
tidak diketahuinya.”
Setelah
menerima wahyu tersebut, Muhammad saw pulang menemui Khadijah dan mengungkapkan
kekhawatirannya terhadap dirinya. Khadijah menenangkan: “Bergembiralah! Demi
Allah, Dia tidak akan pernah menyia-nyiakanmu. Demi Allah, engkau ini
menghubungkan shilaturrahim (hubungan kerabat), berkata jujur, menanggung beban
orang lemah, membantu orang yang tidak punya, memuliakan tamu, menolong
orang-orang yang ditimpa bencana.”
Khadijah
lalu mempertemukannya dengan anak pamannya Waraqah bin Naufal, seorang pendeta
Nasrani. Setelah menjelaskan peristiwa yang baru dialaminya di gua Hira,
Waraqah menjelaskan bahwa yang datang kepada Muhammad saw itu adalah malaikat yang
pernah datang kepada nabi Musa As.
“Andai
kata aku masih hidup dan kuat di saat engkau diusir oleh kaummu” kata Waraqah.
“Apakah mereka akan mengusirku?” Tanya Muhammad Saw. “Ya…,” jawabnya. (lihat HR Bukhari dan Muslim).
“Apakah mereka akan mengusirku?” Tanya Muhammad Saw. “Ya…,” jawabnya. (lihat HR Bukhari dan Muslim).
Nabi Muhammad Saw Hijrah ke Madinah
Nabi
Saw hijrah ke Madinah pada tahun ke 13 kenabian yang bertepatan dengan tahun
622 M. Di dalam riwayat Ibnu Ishak dijelaskan bahwa beliau keluar dari rumahnya
yang saat itu sedang dikepung oleh pasukan bersenjata kaum musyrik Makkah yang
ingin membunuhnya. Lalu Allah Swt menidurkan mereka. Sambil membaca QS. Yasin:
1-9 beliau manaruh pasir di kepala mereka semua, kemudian pergi ke rumah Abu
Bakar untuk hijrah bersama ke kota Madinah. Nabi Muhammad saw tiba di Madinah
pada hari Senin tanggal 12 Rabiul Awwal tahun 1 Hijriyah.
Peperangan Nabi Muhammad Saw
Yang
mendasari peperangan nabi Muhammad Saw adalah ayat-ayat berikut :
–
“Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi karena
sesungguhnya mereka dizhalimi.” (Al-Hajj: 39).
–
“Perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, tetapi jangan
melampaui batas, sungguh Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas”
(QS. Al-Baqarah: 190).
Dalam hal ini ada aturan-aturan perang, antara lain: Jangan membunuh anak-anak, orang tua, orang yang menyerah, pendeta dan petugas rumah ibadah yang tidak menyerang, hewan tanpa tujuan maslahat, jangan membunuh dengan cara yang sadis dan berlebihan (Tafsir Ibnu Katsir).
Dalam hal ini ada aturan-aturan perang, antara lain: Jangan membunuh anak-anak, orang tua, orang yang menyerah, pendeta dan petugas rumah ibadah yang tidak menyerang, hewan tanpa tujuan maslahat, jangan membunuh dengan cara yang sadis dan berlebihan (Tafsir Ibnu Katsir).
Dari
sini jelas bahwa peperangan nabi Muhammad saw adalah sebagai upaya pembelaan
terhadap hak, bukan wasilah untuk islamisasi apalagi balas dendam. Adapun
jumlah peperangan yang diikutinya ada sebanyak 27 kali.
Akhlak Nabi Muhammad Saw
Allah
SWT menggambarkan akhlak nabi Muhammad secara umum di dalam QS. Al-Qalam ayat 4:
“Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur”
a. Kesabaran Nabi Muhammad Saw
Tidak
sedikit beban yang ditanggung oleh nabi Muhammad saw dalam menyebarkan dakwah
ajaran yang dibawanya. Ejekan, makian, perlakuan kasar dan ancaman pembunuhan
diterimanya dari orang-orang musyrik Makkah. Namun itu semuanya tak membuat
kesabarannya luntur.
Dalam
riwayat Imam Bukhari dan Muslim diceritakan bahwa Uqbah bin Abu Mu’ith pernah
mencampakkan kotoran onta kepada Rasulullah Muhammad saw sementara beliau dalam
keadaan sujud. Beliau terus sujud hingga putrinya Fathimah datang membuangnya.
Perlakuan
kasar kaum Quraisy semakin bertambah setelah pamannya Abu Thalib dan isterinya
Khadijah meninggal dunia pada tahun 10 kerasulan. Karenanya beliau hijrah ke wilayah
Thaif. Namun ternyata disini juga beliau tidak diterima, malah penduduk
setempat menyuruh anak-anaknya untuk melemparinya dengan batu.
- Kasih
Sayang Nabi Muhammad Saw
Kasarnya
tindakan pengusiran penduduk Thaif terhadap nabi Muhammad saw tidak membuat
beliau serta merta mendoakan mereka dengan azab. Tapi justru sebaliknya:
“Bahkan saya berharap agar Allah menjadikan dari keturunan mereka orang-orang
yang menyembah Allah dan tidak berbuat syirik kepada-Nya sedikit pun,” kata
beliau saat malaikat penjaga gunung menawarkan kepadanya untuk menimpakan
gunung Abu Qubaisy dan gunung yang di sebelahnya kepada penduduk Thaif. (Shahih
Bukhari).
Dan
bagaimana pun juga kasarnya perlakuan dan azab dari kaum musyrik penduduk
Makkah kepadanya dan ummat pengikutnya, tapi itu tak membuatnya dendam kepada
mereka di saat pembebasan Makkah pada tahun 8 H. Malah beliau saw memberikan
amnesti besar-besaran kepada penduduk Makkah.
Keistimewaan yang Allah Berikan Kepadanya
a. Lima kelebihan yang tidak diberikan kepada orang sebelumnya
Dari
Jabir bin Abdullah ra, nabi Muhammad saw bersabda: “Saya diberikan lima hal
yang tidak diberikan kepada seorang pun sebelum saya;
- diberi
kemenangan dengan rasa takut (yang ditimpakan kepada musuh-musuhku) dalam
jarak satu bulan perjalanan,
- bumi
dijadikan tempat shalat dan suci untukku, maka siapa pun di antara ummatku
yang mendapatkan waktu shalat hendaklah dia melakukannya,
- dihalalkan
untukku harta ghanimah dan itu tidak dihalalkan kepada orang sebelum saya
- diberi
syafa’at
- dahulu
nabi diutus hanya kepada kaumnya, tetapi saya diutus kepada seluruh
manusia.” (HR. Bukhari dan Muslim)
- Keistimewaannya
di hari kiamat
Dari
Anas ra., nabi Muhammad saw bersabda: “Saya adalah orang pertama yang diberikan
syafaat pada hari kiamat nanti, nabi yang paling banyak pengikutnya di hari
kiamat, dan orang pertama yang mengetuk pintu surga” (HR. Muslim).
Keistimewaan
lainnya disebutkan di dalam riwayat Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda:
“Saya adalah pemimpin anak-anak Adam pada hari kiamat nanti, saya orang pertama
yang dibangkitkan dari kubur, dan saya orang pertama yang diberi syafaat (oleh
Allah) dan orang pertama yang memberi syafaat (kepada ummat manusia).” (HR.
Muslim).
Ibadah Beliau
Aisyah
ra. Berkata: Rasulullah saw pernah shalat hingga dua kakinya membengkak. Lalu
beliau ditegur, beliau menjawab: “Apakah aku tidak pantas menjadi hamba yang
bersyukur?”
Nabi Muhammad Saw Wafat
Beliau
saw wafat pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun 11 Hijriyah di waktu Dhuha dengan
usia 63 tahun.